Megamendung, 10 November 2025
Badan Strategi Kebijakan dan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan (BSDK) Mahkamah Agung RI menyelenggarakan upacara peringatan Hari Pahlawan yang berlangsung dengan khidmat di halaman kantor BSDK, Megamendung, Bogor. Upacara ini menjadi momen penting untuk mengenang jasa dan pengorbanan para pahlawan bangsa yang telah berjuang demi kemerdekaan dan kemajuan Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Pusat Strategi Kebijakan Hukum dan Peradilan, Dr. H. Andi Akram, S.H., M.H., bertindak sebagai Inspektur Upacara, sementara Mayor Junaedi, S.H., M.H. dipercaya sebagai Komandan Upacara. Keduanya memimpin jalannya upacara dengan penuh khidmat dan disiplin, mencerminkan semangat kepahlawanan yang menjadi tema peringatan tahun ini. Upacara dihadiri oleh para Pejabat Eselon II, para Hakim Yustisial, Pejabat Eselon III dan IV, pejabat fungsional, serta seluruh staf di lingkungan BSDK. Selain itu, para peserta Sertifikasi Hakim Niaga (Kepailitan) yang tengah mengikuti kegiatan pelatihan di BSDK juga turut hadir dan berpartisipasi dalam upacara ini, menambah semarak serta memperkuat rasa kebersamaan di antara seluruh peserta.

Peringatan Hari Pahlawan di lingkungan BSDK ini diharapkan dapat menjadi pengingat akan pentingnya meneladani nilai-nilai perjuangan, dedikasi, dan pengabdian para pahlawan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab di bidang hukum dan peradilan demi kemajuan bangsa.
Dalam amanatnya, Inspektur Upacara menyampaikan amanat singkat dari Menteri Sosial RI:
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,
Hari ini, di bawah langit Indonesia yang merdeka, kita menundukkan kepala penuh hormat mengenang para pahlawan bangsa.
Mereka bukan sekadar nama yang terukir di batu nisan, melainkan cahaya yang menerangi jalan kita hingga hari ini.
Dari Surabaya hingga Banda Aceh, dari Ambarawa hingga Biak, mereka berjuang bukan demi dirinya sendiri, tetapi demi masa depan bangsa yang bahkan belum mereka kenal, yaitu kita semua yang berdiri di sini hari ini.
Para pahlawan mengajarkan kepada kita bahwa kemerdekaan tidak jatuh dari langit. Kemerdekaan lahir dari kesabaran, keberanian, kejujuran, kebersamaan, dan keikhlasan. Karenanya, ada tiga hal yang dapat kita teladani dari para pahlawan bangsa:
Pertama, kesabaran para pahlawan. Mereka sabar menempuh ilmu, sabar menyusun strategi, sabar menunggu momentum, dan sabar membangun kebersamaan di tengah segala keterbatasan. Mereka tetap bersabar meski menghadapi perbedaan pandangan dan jalan perjuangan. Dari kesabaran itulah lahir kemenangan, karena mereka tahu bahwa kemerdekaan tidak diraih dengan tergesa-gesa, tetapi ditempa oleh waktu dan keikhlasan.
Kedua, semangat untuk mengutamakan kepentingan bangsa di atas segalanya. Setelah kemerdekaan diraih, para pahlawan tidak berebut jabatan, tidak menuntut balasan, tidak mengincar apa yang ditinggalkan penjajah. Mereka justru kembali ke rakyat, mengajar, membangun, menanam, dan melanjutkan pengabdian. Di situlah letak kehormatan sejati: bukan pada posisi yang dimiliki, tetapi pada manfaat yang ditinggalkan.
Ketiga, pandangan jauh ke depan. Para pahlawan berjuang untuk generasi yang akan datang, untuk kemakmuran bangsa yang mereka cintai, dan menjadikan perjuangan ini sebagai bagian dari ibadah. Darah dan air mata mereka adalah doa yang tak pernah padam. Menyerah berarti meninggalkan amanah kemanusiaan. Ini adalah modal besar bagi generasi kita saat ini. Semangat perjuangan yang pantang menyerah adalah kekuatan bagi kita dan generasi mendatang untuk meneruskan cita-cita para pahlawan yang selama ini telah ditunaikan.
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, di masa kini, perjuangan tidak lagi dengan bambu runcing, melainkan dengan ilmu, empati, dan pengabdian. Namun semangatnya tetap sama: membela yang lemah, memperjuangkan keadilan, dan memastikan tidak ada satu pun anak bangsa yang tertinggal dari arus kemajuan. Inilah semangat yang terus dihidupkan melalui Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, mulai dari memperkuat ketahanan nasional, memajukan pendidikan, menegakkan keadilan sosial, hingga membangun manusia Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya.
Hari ini, mari kita bersyukur dan berjanji bahwa kemerdekaan ini tidak akan sia-sia. Kita akan melanjutkan perjuangan para pahlawan dengan cara kita — bekerja lebih keras, berpikir lebih jernih, dan melayani lebih tulus.
Sebagaimana para pahlawan telah memberikan segalanya untuk Indonesia, maka kini giliran kita menjaga agar api perjuangan itu tidak pernah padam, dengan bekerja, bergerak, dan berdampak.
Pahlawanku Teladanku, Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan
Pesan-pesan para pahlawan bangsa turut dibacakan dalam upacara ini sebagai salah satu rangkaian penting dalam peringatan Hari Pahlawan. Pembacaan pesan-pesan tersebut dimaksudkan untuk menggugah dan menanamkan kembali semangat nasionalisme, patriotisme, serta rasa cinta tanah air di hati seluruh peserta upacara. Melalui pesan yang disampaikan, para peserta diajak untuk merenungkan kembali nilai-nilai perjuangan yang diwariskan oleh para pahlawan—seperti keikhlasan, keberanian, semangat pantang menyerah, serta tekad untuk berkorban demi kepentingan bangsa dan negara. Berikut beberapa pesan pahlawan nasional yang perlu direnungkan dan dijadikan pelecut semangat melayani bangsa:
- Pesan Pahlawan Nasional Dr. Wahidin Sudirohusodo: “Kerja keras dan kejujuran adalah fondasi bagi kemajuan bangsa. Tanpa keduanya, kita tidak akan mampu mencapai cita-cita“;
- Pesan Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro: “Hanya dengan kerja keras dan kejujuran kita bisa mengubah nasib dan mencapai tujuan bersama“;
- Pesan Pahlawan Nasional Raden Dewi Sartika: “Kecintaan terhadap bangsa ini harus diwujudkan dengan mencerdaskan generasi penerusnya“;
- Pesan Pahlawan Nasional Syafruddin Prawiranegara: “Tanah air adalah amanah yang harus kita jaga dengan segenap jiwa dan raga“;
- Pesan Pahlawan Nasional Tuanku Imam Bonjol: “Cintailah tanah air kita seperti kita mencintai diri sendiri“;
- Pesan Pahlawan Nasional Ki Hajar Dewantara: “Ing Ngarso Sung Tulodo (Di depan memberi contoh) Ing Madyo Mangun Karso (Di tengah memberi semangat)
Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dorongan)”; - Pesan Pahlawan Nasional Dokter Cipto Mangunkusumo: “Hari kemudian dari pada tanah kita dan rakyat kita terletak dalam hari sekarang, hari sekarang itu ialah kamu, hari Generasi Muda!“;
- Pesan Pahlawan Nasional Tjut Nyak Dien: “Kita tidak akan menang bila kita masih terus mengingat semua kekalahan“;
- Pesan Pahlawan Nasional Gubenur Suryo: “Berulang-ulang telah kita katakan, bahwa sikap kita ialah lebih baik hancur daripada dijajah kembali“;
- Pesan Pahlawan Nasional R.A. Kartini:”Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! 2 patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata ‘Aku tidak dapat!’ melenyapkan rasa berani. Kalimat ‘Aku mau!’ membuat kita mudah mendaki puncak gunung“;
- Pesan Pahlawan Nasional Jenderal Sudirman: “Tempat saya yang terbaik adalah ditengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder Pemerintah TNI akan berjuang terus“;
- Pesan Pahlawan Nasional Prof. Moh. Yamin, S.H.: “Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri“;
- Pesan Pahlawan Nasional Pattimura: “Pattimura-pattimura tua boleh dihancurkan, tetapi kelak Pattimurapattimura muda akan bangkit“;
- Pesan Pahlawan Nasional Nyi Ageng Serang: “Untuk keamanan dan kesentausaan jiwa, kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, orang yang mendekatkan diri kepada Tuhan tidak akan terperosok hidupnya, dan tidak akan takut menghadapi cobaan hidup, karena Tuhan akan selalu menuntun dan melimpahkan anugerah yang tidak ternilai harganya“;
- Pesan Pahlawan Nasional Teuku Nyak Arif: “Indonesia merdeka harus menjadi tujuan hidup kita bersama“.
Momentum tersebut sekaligus menjadi pengingat bahwa perjuangan sejati belum berakhir. Jika dahulu para pahlawan berjuang dengan mengangkat senjata melawan penjajahan, maka kini perjuangan itu harus diteruskan dalam bentuk yang berbeda: melalui kerja keras, integritas, profesionalisme, dan dedikasi tanpa pamrih dalam mengisi kemerdekaan. Semangat juang itu kini diwujudkan dalam kerja nyata — dalam upaya mewujudkan keadilan, memperkuat supremasi hukum, dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

Melalui kegiatan ini, BSDK berupaya meneguhkan kembali kesadaran bahwa setiap insan di lingkungan Mahkamah Agung, tanpa terkecuali, memegang peran penting sebagai penerus cita-cita luhur para pahlawan bangsa. Tugas dan tanggung jawab dalam bidang hukum dan peradilan bukan sekadar pekerjaan administratif, tetapi merupakan bagian dari pengabdian untuk menjaga marwah hukum dan keadilan di Indonesia.
Dengan semangat kepahlawanan yang terus dijaga dan ditumbuhkan, diharapkan seluruh aparatur peradilan, khususnya di lingkungan BSDK, dapat terus memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan hukum, peningkatan integritas lembaga peradilan, dan kemajuan bangsa secara keseluruhan. BSDK menegaskan komitmennya untuk senantiasa mengingat dan mengamalkan pesan para pahlawan—untuk terus bergerak, bekerja, dan berdampak nyata bagi bangsa dan negara. Sebagaimana para pahlawan telah menorehkan sejarah dengan darah dan pengorbanan, maka generasi hari ini diharapkan menorehkannya melalui karya, prestasi, dan pelayanan terbaik bagi masyarakat serta negara.
Kontributor
M. Natsir Asnawi


