Close Menu
Suara BSDKSuara BSDK
  • Beranda
  • Artikel
  • Berita
  • Features
  • Sosok
  • Filsafat
  • Roman
  • Satire
  • Video

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Pulau Weh: Riwayat Tentang Ombak, Batu Karang, dan Para Pengembara

28 November 2025 • 20:01 WIB

Pray for Sumatera — Doa, Empati, dan Solidaritas untuk Saudara Kita yang Terdampak Bencana

28 November 2025 • 16:42 WIB

JEJAK API YANG TAK BISA BERBOHONG

27 November 2025 • 15:05 WIB
Instagram YouTube
Suara BSDKSuara BSDK
Deskripsi Gambar
  • Beranda
  • Artikel
  • Berita
  • Features
  • Sosok
  • Filsafat
  • Roman
  • Satire
  • Video
Suara BSDKSuara BSDK
Deskripsi Gambar
  • Beranda
  • Artikel
  • Berita
  • Features
  • Sosok
  • Filsafat
  • Roman
  • Satire
  • Video
Home » Mediasi: Jalan Sunyi Mencari Keadilan yang Bernyawa
Artikel

Mediasi: Jalan Sunyi Mencari Keadilan yang Bernyawa

6 October 2025 • 15:52 WIB3 Mins Read
Share
Facebook Twitter Threads Telegram WhatsApp
Registrar Tim Luxton, edited by Cecep Mustafa Pustrajak

Kita sering tergoda mengukur keberhasilan mediasi dari satu hal yang paling kasat mata: apakah para pihak akhirnya menandatangani kesepakatan. Padahal, kalau mau jujur, inti keberhasilan mediasi tidak terletak pada selembar kertas perjanjian, melainkan pada perjalanan batin dan rasionalitas yang tumbuh di ruang-ruang perundingan itu sendiri. Mediasi yang baik justru sering melahirkan kesadaran baru — tentang posisi, risiko, dan realitas perkara — yang tidak akan pernah ditemukan dalam dinginnya ruang sidang.
Banyak pihak datang ke meja mediasi seperti prajurit yang siap perang, bukan pencari solusi. Mereka membawa dendam, ego, dan keyakinan bahwa hakim nanti akan berpihak pada mereka. Mereka lupa bertanya pada diri sendiri: apakah argumenku cukup kuat di mata hukum? Apakah bukti-bukti yang kubawa mampu menegakkan keyakinanku? Dan andai menang pun, apakah kemenangan itu benar-benar membawa damai? Mediasi, dalam makna yang paling luhur, adalah cermin yang memaksa kita menatap wajah hukum tanpa topeng emosi — melihat bahwa hukum bukan hanya tentang siapa yang benar, tapi bagaimana mencari kebenaran tanpa saling melukai.
Ada beberapa kebijaksanaan yang lahir dari pengalaman panjang para mediator. Pertama, mediasi tidak boleh dijalani sekadar formalitas, hanya karena diperintahkan oleh hakim atau diwajibkan undang-undang. Mediasi yang hidup hanya lahir dari kesungguhan niat. Kedua, budaya mediasi tak bisa dibangun lewat seminar atau diktat hukum, tapi melalui pengalaman langsung: dari ruang ke ruang, dari perkara ke perkara, hingga tumbuh keyakinan bahwa jalan damai kadang lebih gagah daripada menang di pengadilan. Ketiga, hakim punya peran sentral. Ketika hakim menjelaskan tujuan mediasi dengan ketulusan dan kejelasan, para pihak akan menatap proses ini dengan hormat, bukan dengan curiga. Keempat, persiapan dan komunikasi awal menentukan nada keseluruhan. Dialog sederhana sebelum hari-H, informasi yang terang dan jernih, bisa menumbuhkan rasa percaya. Kelima, jangan remehkan ruang dan suasana. Tempat yang nyaman, privat, dan manusiawi bisa membuka hati lebih cepat daripada argumen hukum yang kaku.
Pelajaran pentingnya: mediasi yang baik bukanlah mediasi yang cepat selesai, tetapi yang membuat para pihak berani berpikir ulang — tentang niat, tentang dampak, tentang masa depan. Di sanalah letak nilai keadilan yang sesungguhnya: ketika orang yang semula datang dengan amarah, pulang dengan pengertian. Mediasi, jika dipahami dan dijalankan dengan benar, adalah cara peradilan menegakkan keadilan yang berjiwa — bukan keadilan yang hanya hidup dalam pasal-pasal.
Pengalaman banyak negara telah membuktikan: mediasi bukan jalan alternatif, melainkan bagian utuh dari wajah peradilan modern. Di Indonesia, penguatan mediasi sejatinya adalah pengejawantahan cita hukum nasional: peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan, namun bernilai tinggi secara substantif. Bila Mahkamah Agung mampu menumbuhkan ekosistem mediasi yang sehat, memperkuat kapasitas hakim mediator, dan menciptakan ruang yang mendukung percakapan damai, maka mediasi bisa menjadi gerbang awal menuju reformasi peradilan yang lebih manusiawi. Sebab tugas pengadilan bukan sekadar memberi putusan, melainkan menuntun masyarakat menemukan keadilan — yang tidak hanya sah di atas kertas, tapi juga tenang di dalam hati.

Untuk Mendapatkan Berita Terbaru Suara BSDK, Follow Channel WhatsApp: SUARABSDKMARI

Share. Facebook Twitter Threads Telegram WhatsApp

Related Posts

Pulau Weh: Riwayat Tentang Ombak, Batu Karang, dan Para Pengembara

28 November 2025 • 20:01 WIB

Pray for Sumatera — Doa, Empati, dan Solidaritas untuk Saudara Kita yang Terdampak Bencana

28 November 2025 • 16:42 WIB

JEJAK API YANG TAK BISA BERBOHONG

27 November 2025 • 15:05 WIB
Demo
Top Posts

Pray for Sumatera — Doa, Empati, dan Solidaritas untuk Saudara Kita yang Terdampak Bencana

28 November 2025 • 16:42 WIB

Menjalin Jejak Kolaborasi Hijau: BSDK dan Departemen Kehakiman AS Bahas Kerja Sama Pelatihan Penegakan Hukum Satwa Liar

26 November 2025 • 19:14 WIB

Putusan yang Tak Bisa Dibacakan di Surga

26 November 2025 • 13:48 WIB

BSDK MA Gelar Pelatihan Filsafat Hukum untuk Hakim: Kelas Eksklusif Bagi Para Pencari Makna Keadilan

25 November 2025 • 12:16 WIB
Don't Miss

Pulau Weh: Riwayat Tentang Ombak, Batu Karang, dan Para Pengembara

By Redpel SuaraBSDK28 November 2025 • 20:01 WIB

Di ufuk utara Nusantara, Pulau Weh berdiri seperti batu karang agung yang sejak abad ke-16…

Pray for Sumatera — Doa, Empati, dan Solidaritas untuk Saudara Kita yang Terdampak Bencana

28 November 2025 • 16:42 WIB

JEJAK API YANG TAK BISA BERBOHONG

27 November 2025 • 15:05 WIB

Menjalin Jejak Kolaborasi Hijau: BSDK dan Departemen Kehakiman AS Bahas Kerja Sama Pelatihan Penegakan Hukum Satwa Liar

26 November 2025 • 19:14 WIB
Stay In Touch
  • Facebook
  • YouTube
  • TikTok
  • WhatsApp
  • Twitter
  • Instagram
Top Trending
Demo
Hubungi Kami

Badan Strategi Kebijakan dan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan Hukum dan Peradilan
Mahkamah Agung RI

Kantor: Jl. Cikopo Selatan Desa Sukamaju, Kec. Megamendung
Bogor, Jawa Barat 16770

Telepon: (0251) 8249520, 8249522, 8249531, 8249539

Kategori
Beranda Artikel Berita Features Sosok
Filsafat Roman Satire SuaraBSDK Video
Connect With Us
  • Instagram
  • YouTube
  • WhatsApp
Aplikasi Internal
Logo 1 Logo 2 Logo 3 Logo 3
Logo 4 Logo 4 Logo 4 Logo 5 Logo 5

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.