Close Menu
Suara BSDKSuara BSDK
  • Beranda
  • Artikel
  • Berita
  • Features
  • Sosok
  • Filsafat
  • Roman
  • Satire
  • SuaraBSDK
  • Video

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Lindungi Masa Depan Anak, Hakim Peradilan Agama Asah Keahlian Penanganan Perkara Dispensasi Kawin

October 11, 2025

Melampaui Positivisme: Dekonstruksi Nurani Hakim dan Arsitektur Putusan Lingkungan Inovatif untuk Keadilan Ekologis yang Membumi

October 10, 2025

Refleksi Kritis: Mengembalikan Marwah Widyaiswara dalam Ekosistem Pendidikan dan Pelatihan

October 10, 2025
Instagram YouTube
Suara BSDKSuara BSDK
Deskripsi Gambar
  • Beranda
  • Artikel
  • Berita
  • Features
  • Sosok
  • Filsafat
  • Roman
  • Satire
  • SuaraBSDK
  • Video
Suara BSDKSuara BSDK
Deskripsi Gambar
  • Beranda
  • Artikel
  • Berita
  • Features
  • Sosok
  • Filsafat
  • Roman
  • Satire
  • SuaraBSDK
  • Video
Home » Menjaga Elang Jawa, Menjaga Langit Nusantara Tetap Hidup
Berita

Menjaga Elang Jawa, Menjaga Langit Nusantara Tetap Hidup

October 9, 20253 Mins Read
Share
Facebook Twitter Threads Telegram WhatsApp
Post Views: 35

Di bawah naungan rimbun pohon pinus dan aliran sungai yang jernih di Taman Nasional Halimun Salak, suasana pagi itu terasa istimewa. Udara segar, aroma tanah basah, dan kicau burung bersahut-sahutan seolah menyambut 64 peserta Pelatihan Berkelanjutan Lingkungan Hidup yang tengah melakukan kunjungan lapangan. Di kawasan konservasi yang tenang namun penuh makna ini, peserta belajar langsung arti sesungguhnya dari menjaga keseimbangan alam.

Dalam sambutannya yang singkat namun mengena, Kepala BSDK mengisahkan sejarah yang jarang diketahui banyak orang — bahwa Garuda, lambang negara Indonesia yang gagah itu, sebenarnya terinspirasi dari Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), satwa endemik yang hanya hidup di hutan-hutan Pulau Jawa. “Menjaga Elang Jawa berarti menjaga langit Nusantara tetap hidup,” ujarnya, disambut decak kagum para peserta.

Namun, di balik keanggunan dan simbol kebanggaan bangsa itu, tersembunyi kisah getir. Elang Jawa kini berstatus terancam punah (endangered species). Aktivitas manusia—mulai dari perburuan, perdagangan ilegal, hingga rusaknya habitat alami akibat pembalakan liar—menjadi penyebab utama menurunnya populasi mereka.

Pak Suwardi, salah satu Jagawana Kawasan Konservasi, menyambut rombongan peserta dengan senyum “Kami senang bapak ibu hakim datang ke sini dan dapat melihat bagaimana proses pemulihan satwa (elang jawa) yang pernah terganggu ekosistemnya,” katanya. Di kawasan ini, katanya, hidup 17 jenis raptor (burung pemangsa), dan Elang Jawa adalah yang paling istimewa.

Sebagian elang yang dirawat di sini berasal dari hasil sitaan kasus tindak pidana lingkungan, sebagian lagi datang dari kesadaran masyarakat yang sukarela menyerahkan elang peliharaan mereka. “Mereka sadar, elang bukan hewan peliharaan, melainkan penjaga langit yang harus kembali ke alam,” ujar Suwardi.

Fasilitas di kawasan ini pun sudah cukup lengkap — mulai dari klinik satwa, tempat karantina, hingga area observasi perilaku. Para petugas dengan sabar memantau setiap elang yang dirawat. Tantangan terbesar, menurut mereka, justru datang dari sifat Elang Jawa yang sangat sensitif dan manja. Setelah lama dipelihara manusia, banyak elang kehilangan naluri liarnya. Karena itu, diperlukan perawatan khusus dan konsistensi tinggi agar mereka kembali siap dilepas ke alam bebas.

Hingga kini, 78 ekor Elang Jawa telah berhasil dilepasliarkan kembali ke hutan, menjadi simbol nyata dari kerja keras, dedikasi, dan kolaborasi berbagai pihak. Setiap elang yang kembali ke langit adalah secercah harapan bagi ekosistem yang lebih seimbang.

Elang Jawa dikenal sangat selektif dalam berkembang biak. Ia hanya bertelur satu butir per periode, dan bila merasa terganggu, ia bisa meninggalkan telurnya begitu saja. Bisa dibayangkan betapa sulitnya Elang Jawa berkembang biak. Jangankan bertelur, cari jodohnya pun juga sulit. Karena itulah, keberadaan Elang Jawa di suatu kawasan menjadi indikator alami bahwa hutan di sana masih sehat.

“Menegakkan hukum lingkungan bukan hanya soal pasal dan sanksi. Ini tentang menjaga kehidupan. Tentang memastikan agar elang-elang itu tetap terbang, agar langit kita tetap hidup.”

Kegiatan hari itu pun ditutup dengan ajakan bersama untuk terus menjaga alam dan menegakkan hukum dengan hati yang berpihak pada keberlanjutan. Karena, seperti kata pepatah bijak yang bergema di antara pepohonan Halimun Salak: “Jika Elang Jawa masih terbang di langit, berarti hutan kita masih hidup. Dan selama hutan masih hidup, maka kita pun masih punya harapan.”

Gimana, Guys? Menarik kan? Yuk, bersama kita jaga keseimbangan alam — mulai dari langkah kecil, karena setiap tindakan baik adalah sayap bagi langit Nusantara. 🦅🌿

Oleh: Sriti Hesti A – HY BSDK

Share. Facebook Twitter Threads Telegram WhatsApp

Related Posts

Lindungi Masa Depan Anak, Hakim Peradilan Agama Asah Keahlian Penanganan Perkara Dispensasi Kawin

October 11, 2025

Rapat/Workshop Evaluasi Triwulan III, Langkah-Langkah Akhir Tahun, dan Konsolidasi Penyusunan Laporan Keuangan Triwulan III TA 2025 pada Satuan Kerja BA Mahkamah Agung di Wilayah KPPN Bogor

October 10, 2025

Coffee Morning Pemerintah Kabupaten Solok: Pengadilan Agama Solol Berperan Perkuat Sinergi Pembangunan Daerah

October 10, 2025
Demo
Top Posts

Lindungi Masa Depan Anak, Hakim Peradilan Agama Asah Keahlian Penanganan Perkara Dispensasi Kawin

October 11, 2025

Kelas Inpirasi : Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Hukum Keadilan

May 16, 2024

Badan Strajak Diklat Kumdil Gelar Donor Darah dalam Rangka HUT RI dan HUT MA RI Ke-80

August 21, 2025
Don't Miss

Lindungi Masa Depan Anak, Hakim Peradilan Agama Asah Keahlian Penanganan Perkara Dispensasi Kawin

By SuaraBSDKOctober 11, 2025

Bogor, 10 Oktober 2025 – Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Teknis Peradilan Badan Strajak Diklat…

Melampaui Positivisme: Dekonstruksi Nurani Hakim dan Arsitektur Putusan Lingkungan Inovatif untuk Keadilan Ekologis yang Membumi

October 10, 2025

Refleksi Kritis: Mengembalikan Marwah Widyaiswara dalam Ekosistem Pendidikan dan Pelatihan

October 10, 2025

Judicial Well-Being: Fondasi Tersembunyi Keadilan

October 10, 2025
Stay In Touch
  • Facebook
  • YouTube
  • TikTok
  • WhatsApp
  • Twitter
  • Instagram
Top Trending
Demo
Contact Us

Badan Strategi Kebijakan dan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan Hukum dan Peradilan
Mahkamah Agung RI

Kantor: Jl. Cikopo Selatan Desa Sukamaju, Kec. Megamendung
Bogor, Jawa Barat 16770

Telepon: (0251) 8249520, 8249522, 8249531, 8249539

category
  • Beranda
  • Artikel
  • Berita
  • Features
  • Sosok
  • Filsafat
  • Roman
  • Satire
  • SuaraBSDK
  • Video
Connect US
  • Instagram
  • YouTube
  • WhatsApp
Aplikasi Internal
Logo 1 Logo 2 Logo 3
Logo 4 Logo 5

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.