Close Menu
Suara BSDKSuara BSDK
  • Beranda
  • Artikel
  • Berita
  • Features
  • Sosok
  • Filsafat
  • Roman
  • Satire
  • Video

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Pulau Weh: Riwayat Tentang Ombak, Batu Karang, dan Para Pengembara

28 November 2025 • 20:01 WIB

Pray for Sumatera — Doa, Empati, dan Solidaritas untuk Saudara Kita yang Terdampak Bencana

28 November 2025 • 16:42 WIB

JEJAK API YANG TAK BISA BERBOHONG

27 November 2025 • 15:05 WIB
Instagram YouTube
Suara BSDKSuara BSDK
Deskripsi Gambar
  • Beranda
  • Artikel
  • Berita
  • Features
  • Sosok
  • Filsafat
  • Roman
  • Satire
  • Video
Suara BSDKSuara BSDK
Deskripsi Gambar
  • Beranda
  • Artikel
  • Berita
  • Features
  • Sosok
  • Filsafat
  • Roman
  • Satire
  • Video
Home » Pangandaran dan Kesadaran Bahari: Refleksi Ekologis dari Tepian Laut
Features

Pangandaran dan Kesadaran Bahari: Refleksi Ekologis dari Tepian Laut

14 November 2025 • 10:54 WIB4 Mins Read
Share
Facebook Twitter Threads Telegram WhatsApp

Pangandaran selalu punya cara tersendiri membuat siapa pun merasa kecil di hadapan semesta. Pagi itu, langit biru terbentang luas, ombak selatan bergerak ritmis, dan angin laut membawa aroma asin yang menenangkan. Di tempat inilah BSDK Mahkamah Agung melaksanakan kegiatan evaluasi program, namun dengan nuansa berbeda: lebih dekat dengan alam, lebih jujur dalam refleksi, dan lebih peka terhadap pesan ekologis yang sering kali tak terdengar dari balik tembok kantor.

Pangandaran bukan hanya pantai. Ia adalah lanskap yang memadukan laut, hutan, karst, dan aliran sungai dalam satu harmoni ekologis. Dua hari menyelami kawasan ini memberi ruang untuk melihat hubungan antara keindahan dan kerentanan. Nelayan yang kembali dari laut dengan tangkapan terbatas, pesisir yang mulai mengalami tekanan ekologis, hingga perbukitan karst yang memantulkan sejarah bumi dalam diam—semuanya menjadi potret perubahan yang tak dapat diabaikan.

Namun refleksi paling mengharukan hadir ketika kami melakukan body rafting di Sungai Cijulang. Sungai itu mengalir di antara dinding karst yang kokoh dan pepohonan yang menggantung hijau di sepanjang tepian. Airnya jernih, deras, dan menyimpan energi alam yang sulit dideskripsikan hanya dengan kata-kata. Cijulang adalah sungai yang hidup; lembut pada satu titik, namun menghentak kuat pada titik lain. Arusnya menghajar tubuh kita dengan jujur—bukan untuk melukai, tetapi untuk mengingatkan bahwa alam memiliki irama sendiri.

Saat meluncur mengikuti hantaman arus, saya merasa seolah alam sedang berbisik bahwa manusia tak pernah benar-benar berkuasa. Ia mengizinkan kita menikmati keindahan, tetapi ia juga menuntut rasa hormat. Pada satu belokan, saya melihat sampah plastik tersangkut di akar pohon. Pada momen kecil itulah saya memahami kebenaran kata Aldo Leopold yang menulis bahwa etika lingkungan memperluas batas komunitas kita hingga mencakup tanah, air, tumbuhan, dan hewan. Bahwa manusia bukan satu-satunya penghuni bumi, dan kesombongan ekologis selalu dibayar mahal.

Baca Juga  Membedah Konsep Mistikekologi Di Antara Rumpun Mangrove Pangandaran

Kesan serupa muncul ketika kami tiba di pesisir tempat penanaman mangrove. BSDK bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran menanam kembali bibit-bibit mangrove sebagai ikhtiar kecil membenahi luka yang ditinggalkan waktu. Mangrove bukan sekadar tanaman; ia pelindung garis pantai, tempat bertelurnya biota laut, penyaring limbah daratan, dan benteng terakhir bagi ekosistem pesisir. Menanamnya berarti memberi masa depan, bukan hanya simbol.

Selama kegiatan evaluasi program berlangsung, lautan Pangandaran menjadi cermin kontemplasi. Ombak yang tidak pernah berhenti seakan mengingatkan bahwa waktu tidak menunggu siapa pun, termasuk waktu untuk memulihkan lingkungan. Di sela rapat, saya menatap horison dan bertanya dalam hati sejauh mana kebijakan hukum telah berpihak pada keberlanjutan. Kerusakan lingkungan sering terjadi secara sunyi: abrasi perlahan, terumbu karang yang memutih, hilangnya biota, atau penurunan hasil tangkapan nelayan. Fritjof Capra pernah mengingatkan bahwa kita tidak dapat memahami suatu ekosistem dengan memisah-misahkannya; hanya dengan melihatnya sebagai satu kesatuanlah kita mengerti hakikatnya.

Dalam perspektif inilah BSDK memikul mandat moral. Lembaga ini bukan hanya pengolah data dan kebijakan, tetapi penjaga nilai—bahwa hukum harus melindungi ruang hidup tempat manusia bergantung. Tema pekan ini di BSBK.com mengenai ekologi bahari, perlindungan biota laut, serta teologi kelautan lahir dari kesadaran bahwa Indonesia tidak boleh menutup mata terhadap ancaman ekologis yang kian nyata.

Indonesia adalah negeri bahari, dan teologi Islam sejak awal menempatkan laut sebagai ayat Tuhan. Surah Ar-Rahman menggambarkan laut sebagai tanda kebesaran-Nya—dua lautan bertemu tanpa bercampur, sebuah fenomena yang mengajak manusia merenung. Dalam pandangan para ulama, kerusakan lingkungan adalah bentuk fasad fil-ardh, kerusakan di muka bumi yang dilarang keras. Menjaga alam adalah bagian dari amanah kekhalifahan. Seyyed Hossein Nasr pernah menulis bahwa alam adalah panggung bagi tanda-tanda Ilahi; merusaknya sama saja menghapus ayat Tuhan di dunia.

Baca Juga  Menjalin Jejak Kolaborasi Hijau: BSDK dan Departemen Kehakiman AS Bahas Kerja Sama Pelatihan Penegakan Hukum Satwa Liar

Pengalaman rafting di Cijulang dan penanaman mangrove di pesisir memberi kesadaran baru bahwa pelestarian lingkungan bukan sekadar agenda teknis. Ia adalah persoalan kemanusiaan, spiritual, dan masa depan. Dalam rapat internal, kami membahas bagaimana BSDK dapat memperkuat analisis kebijakan terkait hukum kelautan, perlindungan lingkungan, mekanisme penyelesaian sengketa ekologis, dan regulasi yang lebih berpihak pada keberlanjutan. Pangandaran seolah berkata bahwa kebijakan tanpa kesadaran ekologis adalah kebijakan yang pincang.

Bibit-bibit mangrove yang kami tanam mungkin baru memberi dampak beberapa tahun lagi. Tetapi begitulah kerja-kerja hukum: hasilnya tidak selalu instan, namun pengaruhnya akan terasa panjang. BSBK.com minggu ini hendak menjadi ruang penyadaran tentang pentingnya ekologi bahari. Kami ingin menghadirkan narasi yang bukan hanya informatif, tetapi juga menggugah nilai.

Perjalanan ini menunjukkan bahwa laut bukan sekadar panorama yang indah. Ia adalah masa depan bangsa. Masa depan yang harus kita jaga bersama, dengan hati yang lebih rendah dan kebijakan yang lebih berpihak pada kehidupan.

ibem
Irvan Mawardi Hakim Yustisal BSDK

Untuk Mendapatkan Berita Terbaru Suara BSDK, Follow Channel WhatsApp: SUARABSDKMARI

lingkungan
Share. Facebook Twitter Threads Telegram WhatsApp

Related Posts

Pray for Sumatera — Doa, Empati, dan Solidaritas untuk Saudara Kita yang Terdampak Bencana

28 November 2025 • 16:42 WIB

Menjalin Jejak Kolaborasi Hijau: BSDK dan Departemen Kehakiman AS Bahas Kerja Sama Pelatihan Penegakan Hukum Satwa Liar

26 November 2025 • 19:14 WIB

Putusan yang Tak Bisa Dibacakan di Surga

26 November 2025 • 13:48 WIB
Demo
Top Posts

Pray for Sumatera — Doa, Empati, dan Solidaritas untuk Saudara Kita yang Terdampak Bencana

28 November 2025 • 16:42 WIB

Menjalin Jejak Kolaborasi Hijau: BSDK dan Departemen Kehakiman AS Bahas Kerja Sama Pelatihan Penegakan Hukum Satwa Liar

26 November 2025 • 19:14 WIB

Putusan yang Tak Bisa Dibacakan di Surga

26 November 2025 • 13:48 WIB

BSDK MA Gelar Pelatihan Filsafat Hukum untuk Hakim: Kelas Eksklusif Bagi Para Pencari Makna Keadilan

25 November 2025 • 12:16 WIB
Don't Miss

Pulau Weh: Riwayat Tentang Ombak, Batu Karang, dan Para Pengembara

By Redpel SuaraBSDK28 November 2025 • 20:01 WIB

Di ufuk utara Nusantara, Pulau Weh berdiri seperti batu karang agung yang sejak abad ke-16…

Pray for Sumatera — Doa, Empati, dan Solidaritas untuk Saudara Kita yang Terdampak Bencana

28 November 2025 • 16:42 WIB

JEJAK API YANG TAK BISA BERBOHONG

27 November 2025 • 15:05 WIB

Menjalin Jejak Kolaborasi Hijau: BSDK dan Departemen Kehakiman AS Bahas Kerja Sama Pelatihan Penegakan Hukum Satwa Liar

26 November 2025 • 19:14 WIB
Stay In Touch
  • Facebook
  • YouTube
  • TikTok
  • WhatsApp
  • Twitter
  • Instagram
Top Trending
Demo
Hubungi Kami

Badan Strategi Kebijakan dan Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Peradilan Hukum dan Peradilan
Mahkamah Agung RI

Kantor: Jl. Cikopo Selatan Desa Sukamaju, Kec. Megamendung
Bogor, Jawa Barat 16770

Telepon: (0251) 8249520, 8249522, 8249531, 8249539

Kategori
Beranda Artikel Berita Features Sosok
Filsafat Roman Satire SuaraBSDK Video
Connect With Us
  • Instagram
  • YouTube
  • WhatsApp
Aplikasi Internal
Logo 1 Logo 2 Logo 3 Logo 3
Logo 4 Logo 4 Logo 4 Logo 5 Logo 5

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.