Jakarta – Dalam sebuah upacara yang khidmat di Istana Negara, Senin (10/11/2025), lintasan panjang karier Dr. H. Dwiarso Budi Santiarto, S.H., M.Hum. mencapai sebuah milestone baru. Di hadapan Presiden Prabowo Subianto dan para petinggi negara, Hakim Agung yang dikenal rendah hati namun teguh ini mengucapkan sumpah jabatan sebagai Wakil Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Bidang Non-Yudisial.
Pengangkatan ini bukan sekadar rotasi birokrasi, melainkan penempatan orang yang tepat di puncak tonggak strategis peradilan. Bidang Non Yudisial, yang membawahi aspek vital seperti pengawasan, sumber daya manusia, pendidikan, dan teknologi peradilan, membutuhkan pemimpin yang tidak hanya paham seluk-beluk persidangan, tetapi juga memiliki visi besar untuk membenahi “dapur” peradilan.
Dan Dr. Dwiarso adalah pilihan yang sulit disanggah. Jejak langkahnya bagaikan peta lengkap perjalanan seorang abdi hukum. Dimulai dari bangku Calon Hakim di Pengadilan Negeri Surabaya pada 1988, ia membangun fondasinya dengan merasakan denyut nadi peradilan di tingkat paling dasar. Dari sana, kariernya berliku layaknya seorang pengembara hukum sejati: menjadi hakim di berbagai kota, mulai dari Sungguminasa, Jakarta Pusat, hingga akhirnya memimpin sebagai Ketua Pengadilan Negeri di Kraksaan, Depok, Semarang, dan Jakarta Utara.


Setiap perpindahan bukan hanya perubahan alamat dinas, melainkan pengayaan perspektif tentang kompleksitas hukum dan masyarakat Indonesia yang majemuk.
Babak penting dalam perjalanannya adalah ketika ia memasuki ekosistem pengawasan. Menjadi Hakim Tinggi, Inspektur, sebagai Kepala Badan Pengawasan MA, hingga puncaknya menjadi Ketua Kamar Pengawasan MA, memberikannya pisau analisis yang tajam untuk mendiagnosis problem-problem kelembagaan di tubuh peradilan. Pengalaman inilah yang menjadi modal berharga bagi tugas barunya sekarang, di mana ia akan bertanggung jawab memastikan seluruh aspek non-yudisial di MA dan badan peradilan di bawahnya berjalan dengan integritas, akuntabilitas, dan kinerja yang prima.
Dengan dilantiknya Dr. Dwiarso, yang menggantikan posisi Suharto yang kini menjadi Wakil Ketua Bidang Yudisial, MA seakan menyempurnakan formasi kepemimpinannya. Duet Wakil Ketua Bidang Yudisial dan Non Yudisial ini diharapkan dapat bekerja sinergis, bagai dua sisi mata uang yang sama-sama penting untuk mewujudkan peradilan yang tidak hanya cepat dan tepat dalam memutus perkara (yudisial), tetapi juga kuat, bersih, dan modern dalam tata kelola internalnya (non-yudisial).
Pelantikan di hari yang sama dengan peringatan Hari Pahlawan ini terasa simbolis. Seperti para pahlawan yang membangun fondasi negara, Dr. Dwiarso kini memikul tugas mulia untuk memperkuat fondasi peradilan Indonesia, memastikan lembaga terakhir penegak keadilan ini bisa menjadi benteng yang kokoh dan dipercaya rakyat. Perjalanan panjangnya dari meja pengadilan negeri hingga ke istana telah membuktikan dedikasinya. Kini, tantangan yang lebih besar telah menanti
Kontributor : Hen-Set


